Friday, September 28, 2007

P3KI Luncurkan Alquran Terjemahan Bahasa Aceh

* Akan Ditempatkan di Setiap Meunasah

Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI), Senin (24/9) kemarin, meluncurkan Alquran terjemahan dalam bahasa Aceh karya almarhum Tgk H Mahjiddin Jusuf di Auditorium Prof Dr Ali Hasjmy, IAIN Ar Raniry, Banda Aceh. Proses penerjemahan Alquran tersebut memakan waktu hampir 30 tahun sejak dimulai pertama kali pada 25 Nopember 1955.

Peluncuran Alquran terjemah bebas bersajak dalam bahasa Aceh itu, merupakan edisi kedua setelah peluncuran perdana pada tahun 1995. Saat itu, P3KI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Aceh semasa Gubernur Syamsuddin Mahmud. Pada edisi kedua yang diluncurkan kemarin, kemasan Alquran terjemah tersebut sudah mengalami berbagai perbaikan dan dicetak warna. Peluncuran edisi kedua Alquran terjemah tersebut, terselenggara atas kerjasama P3KI dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias.

Kepala Deputi Sosial, Budaya dan Agama BRR NAD-Nias, T Safir Iskandar Wijaya dalam sambutan pada peluncuran kemarin mengatakan, edisi kedua Alquran terjemah dalam bahasa Aceh itu menghabiskan biaya sekitar 1,9 miliar. Dalam kaitan itu, T Safir Iskandar Wijaya berharap ada pihak yang dapat memberikan kontribusi lanjutan bagi penyebaran Alquran terjemah bahasa Aceh dalam masyarakat. Untuk tahap pertama, menurutnya, Alquran terjemah itu akan dibagikan ke seluruh desa yang ada di seluruh Aceh. “Alquran ini akan ditempatkan di setiap meunasah sehingga bisa dibaca dan dipahami maknanya oleh setiap masyarakat Aceh,” katanya.

Menurut T Safir Iskandar Wijaya, ada beberapa hal yang dikembangkan dalam proses rehabilitasi non fisik di Aceh. Pertama pihaknya berupaya menjembatani berbagai kegiatan agar terbentuk masyarakat Aceh yang toleran dan santun. “Paling kurang dengan membaca Alquran dengan terjemah bahasa Aceh, dengan gaya bahasa yang bagus, maka lahirlah penggunaan bahasa yang lembut, indah dan menarik,” katanya.

Karya besar

Sementara itu, Ketua Panitia Peluncuran Alquran terjemahan bahasa Aceh, Dr Abdul Rani Usman MSi mengatakan, Tgk H Mahjiddin Jusuf yang melakukan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh tersebut tidak sempat melihat karya besar yang dilahirkanya itu. Tgk H Mahjiddin Jusuf meninggal pada tahun 1995, pada saat rapat terakhir pentahsisan Alquran itu. “Rapat terakhir untuk siap dicetak edisi perdana, Tgk H Mahjiddin masih mengikutinya. Namun menjelang proses cetak edisi perdana, Tgk Mahjiddin dipanggil Allah (meninggal-red)” katanya.

Disebutkan Abdul Rani Usman, Tgk H Mahjiddin Jusuf merupakan sosok ulama dan pujangga yang telah berjasa menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Aceh, sehingga memudahkan masyarakat untuk memahami teks-teks Alquran. Proses penerjemahan Alquran yang dilakukan Tgk H Mahjiddi Jusuf itu, menurut Abdul Rani Usman memerlukan waktu hampir 30 tahun. “Karya terjemah Alquran ke dalam bahasa Aceh ini merupakan karya besar yang patut ditiru oleh ulama-ulama Aceh yang lain,” ujarnya.

Dalam lembaran biografi penerjemah di Alquran tersebut dijelaskan, Tgk H Mahjiddin Jusuf, lahir di Peusangan, Aceh Utara, 16 September 1918. Pendidikan pertama Tgk H Mahjiddin diterima dari ayahnya, Tgk Fakir Jusuf, yang juga seorang penyair dan pengarang hikayat Aceh di Peusangan. Proses penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh untuk pertama kali dilakukan Tgk H Mahjiddin Jusuf pada tanggal 25 Nopember 1955 saat berada dalam penjara di Binjei.

Kegiatan penerjemahan oleh Tgk H Mahjiddin sempat terhenti lebih kurang 20 tahun dan dilanjutkan kembali pada tahun 1977. Saat itu, Tgk H Majiddin baru menyelesaikan tiga surat Alquran yaitu, surat Yasin, al-Kahfi, dan al-Insyirah. Terjemahan tersebut pernah dipublikasikan bersambung di Harian Duta Pantjatjita, Banda Aceh. Proses penerjemahan Alquran itu pun akhirnya selesai pada tahun 1988.

Peluncuran Alquran terjemah bahasa Aceh karya Tgk Mahjiddin Jusuf, Senin kemarin tersebut dihadiri unsur muspida dan berbagai kalangan masyarakat Aceh, termasuk mahasiswa. Alquran terjemahan itu akan disebar ke seluruh meunasah yang ada di Aceh dan akan dibagikan gratis untuk seluruh perguruan tinggi baik yang ada di Aceh, nasional maupun internasional. (ari)
Copyright © 2007 Serambi Indonesia. All rights reserved.
Edisi: 25/09/2007


No comments: