Monday, April 23, 2007

New South Wales Election (learning Case for Aceh) - 1

Sebenarnya kalau kita mau jujur di Indonesia juga tidak terlalu sulit
untuk menerapkan system penyelengaraan Pemilu sebagaimana yang
dilakukan di Negara Maju.Bila kita beralasan soal dana, selama ini
untuk penyelengaraan pemilu juga tidak terkendala oleh masalah
keuangan,hal dimungkinkan karena komiisi anggaran di DPR/DPRD akan
sangat mudah mengetuk palu persetujuan bagi segala dana yang
dibutuhkan sesuai yang diajukan KPU/KIP lewat pemerintah, sehingga
pemerintah tinggal mengeluarkan saja dana tersebut sesuai yang
diputuskan DPR/DPRD.
Disamping itu tenaga2 ahli bidang IT, hukum dan politik juga sudah
sangat memadai di Indonesia.
Jadi sangat keliru jika ke-2 hal tersebut diatas selalu digunakan
sebagai alasan bahwa kita tidak mungkin menyelengarakan pemilu
seperti LN.


Mungkin yang sedikit kendala adalah masalah jaringan telekomunikasi
dan tansportasi yang tidak merata secara baik bagi seluruh wilayah,
sehingga data2 hasil perhitungan suara tidak dapat masuk ke pusat
data tingkat kabutapen/propinsi ataupun Nasional secara cepat
sebagaimana halnya di LN.

Masalah UTAMA yang membedakan kita dengan LN dalam setiap
penyelengaraan pemilu adalah tidak adanya budaya siap merima
kekalahan (iklas dalam menerima kekalahan) dari setiap kandidat yang
ikut bekompetisi di Negara kita.Hal inilah yang nyata membedakan kita
dengan Luar Negeri.Umunya kita lihat,banyak kandidat kalah tidak
bijak dalam menerima hasil pemilu, sehingga dengan berbagai cara
mereka mengerahkan masa pendukungnya, yang pada akhirnya berbagai
masalah akan datang silih berganti yang terkait dengan pemilu yang
telah diadakan tersebut.

Sebaliknya, kandidat2 di Negara Maju, begitu iklas dan jantan
menerima ke kelahannya,bahkan mengakui kekalahannya lewat media masa
untuk mengumumkan kepada rakyatnya. Mereka juga memberikan dukungan
yang iklas bagi kandidat pemenang untuk menjalankan pemerintahannya
hingga ke pemilu selanjutnya.

Untuk kasus Aceh, walaupun tidak sempurna seperti di Negara maju,
Alhamdulillah kita juga patut bersyukur atas kesuksesan PILKADA Aceh
yang Desember lalu yang tidak ada kerusuhan ataupun korban
sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Mungkin di orang Aceh masih
tebal rasa budaya menerima kekalahan dibandingkan daerah2 lainnya,
meskipun kita akui ada sedikit masalah di Tenggara Aceh yang belum
selesai hingga saat ini.

Kasus PILKADA Tuban Jatim yang berakhir dengan kerusuhan, mungkin
bisa dijadikan sebagai salah contoh buruk penyelenggaraan pemilu di
Negara kita.

Powered by ScribeFire.

No comments: